Ishasann
2 min readApr 3, 2021

--

Photo by Tobias Bjørkli on Pexels

“Aku memilih bayang sedikit terang, dengan hamburan foton yang rindang dan rindu yang menerjang untuk mengukir kisah yang kelak mungkin bisa dikenang”— ishasann

Resonansi Wedang

Pagi dan malam hari ini menjadi subjek yang tidak henti-hentinya mendidik kita tentang kesadaran. Mungkin sebagian dari kita tidak sadar, bahwa jalan panjang yang hampir dilupakan ternyata menjadi pondasi kuat untuk kita berpijak dan berjalan maju setapak demi setapak.

Pagi yang hangat disambutnya udara segar dan mood yang bugar, sepantasnya pula rasa syukur dihadirkan. Bagaimana tidak, semesta lebih dulu menyapa dengan notifikasi dawai embun diikutinya kenyamanan rebahan, tapi sebagian orang memilih meninggalkan dan balik menyapa “selamat pagi semesta”.

Diikuti waktu siang yang khas dengan teriknya. Dengan carut marut metropolitan dan lalu lintas dunia maya. Minggu mungkin bisa disempatkan istirahat. Karena lelah 7x24 jam, musti dibiasakan juga dalam penjadwalan pengistirahatan, tanpa terus-menerus menuntut pencapaian, biar semesta juga menyempatkan evaluasi dan penilaian.

Tanpa disadari juga, kita ini merupakan generasi dengan informasi yang melimpah ruah, bahkan membuat kita muntah. Memang perlu malakukan pencapaian, tapi jangan lupa menghargai proses yang ujung-ujungya menjadi pengharapan juga.

Senja pun menyapa, menyikap megah merah di dalamnya. Keindahan tiada tara, yang sama halnya menyapa kekasih tercinta. Jangan salah, setiap insan yang berusaha dan sebesar usaha itu pula sejuta mili sel ikut merapalkan mantra-mantra dalam kesesuaian ritme semesta.

Selamat malam diri yang telah melakukan aktifitas, dengan kegiatan dan prasangka yang baik, semoga bisa merevolusi diri menjadi pembelajar yang baik di bumi indonesia tercinta ini. Good Night !

--

--

Ishasann

Data enthusiast | Bachelor's in physics | Passionate about growth, data & digital marketing